Sederhana dalam hidup, Kaya dalam hati

Minggu, 20 Mei 2012

Kebahagiaan Terurai Bukan Dari Nominal Yang Didapatkan

Mungkin kebanyakan orang berpikir bahwa dengan memiliki banyak uang maka mereka akan bisa membeli apapun dan mendapatkan semua yang mereka inginkan. Namun ternyata tidak selamanya demikian, karena berbagai macam fakta telah membuktikan banyak orang yang memiliki banyak uang tetapi ia tidak bisa mendapatkan hal yang diinginkannya  yakni kebahagiaan.
Saya memiliki cerita tentang seseorang yang menginspirasi saya tentang apa itu kebahagiaan bagi dirinya.
Yap, namanya adalah Mas Ponco dia adalah seorang insinyur dari jurusan teknik kimia Universitas Indonesia (UI). Sebetulnya apa sih yang istimewa dari dia ??
Mas Ponco lulus dari Teknik Kimia Universitas Indonesia pada tahun 2010 dengan nilai yang cukup memuaskan, Dan akhirnya perjalan babak baru pun dimulai...Setelah dia lulus kuliah, dia bekerja di LAB Bioproses selama 3 bulan dalam rangka membantu penelitian S3 dosen pembimbing skripsi...Kemudian 8 november 2010 dia bekerja di PT Nusantara Parkerizing di bagian laboratorium... Ya dapat dikatakan dia mendapat gaji dan bonus yang lumayan besar bagi seorang karyawan yang baru lulus kuliah.. selama hampir satu tahun dia kerja di sana..tapi tidak merasakan kenyamanan saat bekerja..pekerjaan yang monoton...sering sakit juga di sana...
Awal Oktober 2011, Mas Ponco memutuskan resign dari PT Nusantara Parkerizing...kemudian melanjutkan kerja dengan dosennya semasa dia kuliah selama 3 bulan untuk mengerjakan proyek Pembangunan Jalur Pipa Gas Kota di Kabupaten Bogor..Akhirnya saya bisa jadi Engineer lagi....eh ternyata, selama 3 bulan itu, Deadline pekerjaan sering membuat kebiasaan - kebiasaan dia hilang.. Dia tidak bisa melakukan hal-hal yang dicintainya, pekerjaannya hampir tidak memberikan banyak waktu luang yang seharusnya dihabiskan untuk berbagai hal yang menyenangkan hatinya.
Kemudian dia berdoa, “Ya Allah, berikan pekerjaan yang terbaik agar saya bisa selalu berinteraksi dengan Al Quran, Bahasa Arab dan English..sekiranya dengan menjadi guru itu, yang terbaik maka berikan lah Ya Allah kesempatan tersebut” ...2 minggu berlalu pasca resign, dia tidak bekerja..kemudian bermula dari chat dengan teman perempuan  SMA nya, dan tejadilah sbuah percakapan yang kurang lebih seperti ini: saya tanya kerjaan dia..kemudian dia nanya kerjaan saya..Saya menjawab, saya belum bekerja lagi..saya ingin menjadi guru saja..Alhamdulillah, ternya kesempatan menjadi guru itu diberikan Allah melalui dia..semoga Allah membalas kebaikanya..Akhirnya saya mengirimkan lamaran ke Mentari Ar Ridho Islamic School sebagai guru apa aja...dan hanya 1 jam setelah itu, langsung ditelpon dan diwawancari sebentar..

Alasan mas ponco memilih untuk menjadi guru selain mencari lingkungan yang diharapkan adalah karena dia mempertimbangkan becandaan dari teman nya, kata mereka ente tuh ga cocok di dunia engineer..mendingan jadi guru saja..awalnya sih dia cuek aja..lama-lama, dia merenungkan ternyata mungkin menjadi guru lebih sesuai dengan karakternya yang suka bermain dengan anak-anak, suka mengajar, ga suka ditekan masalah kerjaan yang terlalu orientasinya dunia menurut dia lohhh,ga suka  diganggu aktivitas mengajar anak-anak TPA dan ibu-ibu dekat rumah..Padahal di Kampus ditawarkan proyek-proyek Gas bumi, yang memiliki tingkat prestisi dan honor  lebih besar dibanding jika menjadi guru..tapi dia menolak tawaran dosen dengan halus lewat sms...

Akhirnya pada hari senin tanggal 30 Januari 2012, dia melakukan wawancara dengan waksek SD Ar Ridho..dia ditawarkan mengajarkan pelajaran komputer.. awalnya sih ragu..tetapi dia beranikan untuk mengajar komputer..daripada ga ngajar sama sekali..heheh..mendingan dia ngajar..seandainya boleh memilih pelajaran yang diajar, dia lebih memilih ngajar bahasa arab atau tahfiz...tapi yang ada hanya komputer...Ya sudah.. jalani saja pelan2...Alhamdulillah, Allah banyak memberikan banyak pelajan kepada beliau...dia diamanahkan ngajar anak TK dan SD..totalnya 18 kelas..subhanallah...dia bisa mengenal karekater anak-anak TK dan SD..Ternyata sangat menyenangkan bermain bersama mereka..seolah-olah dia menjadi kakak bagi mereka...sering becanda dengan mereka...membuat kenikmatan hati tersendiri... dan tentunya dengan pekerjaannya yang sekarang mas ponco lebih bahagia, walaupun gaji dan bonus yang ditawarkan lebih kecil dibanding menjadi seorang insinyur.. dan yang lebih hebatnya lagi adalah mas ponco dapat mendefinisikan apakah arti ‘Kebahagiaan’ bagi dirinya..

Sekian...

2 komentar:

  1. Terkagum kagum... saya nambahin; anak perempuan saya umur 9 tahunan adalah murid Mr. Ponco di MAIS, selepas mengajar; menurut anak saya; Mr. Ponco berjalan kaki ke masjid berjarak 1 blok dari MAIS untuk bertafakur dan menunggu waktu Ashar atau Maghrib (tergantung rutinitas sekolah berakhir), mengajar ngaji anak anak TPA; selepas itu bahkan juga dengan antusias memberi tambahan pelajaran Tahfiz di masjid bahkan... di pos satpam! Subhanallah :)
    Proud and so glad to know him..

    BalasHapus